Dijepang, seragam sekolah mereka mayoritas sangat rapi dan memiliki
kaitan jas. Sedangkan di Indonesia, seluruh sekolah dan tingkatan harus
menggunakan seragam putih pada bagian kemeja, sedang bagian celana
disesuaikan dengan jenjang pendidikannya, hijau untuk taman kanak-kanak,
merah untuk sekolah dasar/madrasah/sederajat, biru untuk sekolah
menegah pertama/tsanawiyah/sederajat dan abu-abu untuk sekolah menegah
atas/kejuruan/aliyah/sederajat.
2. TRANSPORTASI
Dijepang,
anak sekolahan dari tingkat dasar hingga tingkat atas dilarang keras
menggunakan kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, kecuali
menggunakan angkutan bis siswa (umunya untuk anak taman kanak-kanak dan
sekolah dasar). Sedangkan di Indonesia, anak sekolah dasarpun dibiarkan
untuk naik sepeda, motor padahal belum cukup umur untuk menggunakan
kendaraan ini. Mereka bahkan terlihat begitu bangga memperlihatkan motor
dan mobil mereka kepada orang lain yang bisa saja membuat orang lain
miris akan hal tersebut.
3. BANGUNAN / GEDUNG
Dijepang, gedung/bangunan pendidikan terlihat minimalis, modern, megah
dan mewah. Sekolah dijepang mayoritas memiliki gedung olahraga yang luas
dan lengkap, dan lapangan sekolahnya biasanya digunakan untuk
acara-acara sekolah dan festival sekolahan serta untuk upara bendera.
Tolietnyapun sangat terjaga kebersihannya.
Untuk kebersihan kelas, biasanya setelah jam pulang sekolah sekitar pukul 3 sore, seluruh siswa dikelas gotong royong membersihkan kelas, menyapu dalam kelas, mengelap kaca, mengepel lantai, mengatur atribut kelas (meja dan kursi diatur rapi) sehingga pada keeokan harinya, tidak repot membersihkan kelas yang masih kotor dan halaman yang berhamburan sampah.
Tidak seperti di Indonesia, lapangan upacara dijadikan banyak fungsi, baik olahraga, acara sekolah, fastival sekolahan bahkan sampai pacaranpun.
Toiletnyapun dibiarkan kotor setelah digunakan, dan biasanya setelah lonceng pulang berbunyi, lansung keluar kelas dan buru-buru pulang. Sehingga pada keesokan harinya, sekalipun saat jam pelajaran sedang berlansung, masih ada yang sibuk membersihkan ruang kelas. Kenyataan yang sangat miris untuk kita.
Untuk kebersihan kelas, biasanya setelah jam pulang sekolah sekitar pukul 3 sore, seluruh siswa dikelas gotong royong membersihkan kelas, menyapu dalam kelas, mengelap kaca, mengepel lantai, mengatur atribut kelas (meja dan kursi diatur rapi) sehingga pada keeokan harinya, tidak repot membersihkan kelas yang masih kotor dan halaman yang berhamburan sampah.
Tidak seperti di Indonesia, lapangan upacara dijadikan banyak fungsi, baik olahraga, acara sekolah, fastival sekolahan bahkan sampai pacaranpun.
Toiletnyapun dibiarkan kotor setelah digunakan, dan biasanya setelah lonceng pulang berbunyi, lansung keluar kelas dan buru-buru pulang. Sehingga pada keesokan harinya, sekalipun saat jam pelajaran sedang berlansung, masih ada yang sibuk membersihkan ruang kelas. Kenyataan yang sangat miris untuk kita.
4. JAM MASUK
Jepang punya peraturan sendiri soal jam masuk sekolah, biasanya dari
pukul 8 pagi hingga 3 sore., bagi yang terlambat masuk harus membuat
surat pernyataan untuk tidak terlambat lagi. Jika terulang untuk kedua
kali, maka siswa akan diskorsing hingga waktu yang ditetapkan pihak
sekolah.
Ini jelas membuat siswa frustasi dan ketinggalan pelajaran, mereka
bahkan sangat malu karenanya. Tidak dibenarkan bagi seorang siswapun
untuk keluar saat jam sekolah, kecuali untuk hal genting. Kantin
sekolahpun digratiskan untuk para siswa saat jam istirahat, biasanya
mengantri untuk dapat makanan, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
para siswa menjajaki makanan yang tidak sehat dan menghindari kurangnya
konsentrasi siswa saat jam pelajaran.
Beda halnya di Indonesia yang mengetatkan aturan jam masuk pukul 7
pagi, bahkan di Jakarta sendiri berlakukan jam masuk pukul 6.30 untuk
menghindari macet yang parah di pusat kota. Bahkan lebih parah lagi,
pada SMK pembangunan diberlakukan jam masuk pukul 6 pagi dan pulang jam 4
sore, sangat miris!!
Jika terlambat, siswa akan di jemur selama beberapa menit sebagai
hukuman, pada beberapa sekolah tertentu, siswa yang masuk harus membawa
sampah berserakan dihalaman depan sekolah. Bahkan jika siswa terlambat
berulang kali, seringkali diabaikan dan diberlakukan hukuman yang sama,
jelas ini membuat siswa makin kebal aturan sekolah.
Siswa sekolah jelas memiliki sejuta alasan untuk keluar sekolah untuk
membolos, seringkali guru piketpun mengabaikan hal itu. Para siswa yang
tidak mebawa uang jajan jelas dibiarkan kelaparan, ditanyapun tidak,
jelas hal yang miris!! Bahkan tidak dilarang untuk menjajaki dagangan
luar sekolah yang belum terjamin kebersihannya.
SUMBER : KLIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar